Mengungkap Rahasia Cut Tary



Mengungkap Rahasia Cut Tary [ www.BlogApaAja.com ]

Namanya melejit sejak ia mengikuti ajang pemilihan model di salah satu majalah remaja pada awal tahun "90-an. Dan hingga kini, Cut Tary masih tetap terlihat menawan dalam berbagai acara hiburan yang dibawakannya di televisi

Bukan hanya itu, ia juga kini tampil dengan penuh percaya diri, walau beberapa waktu lalu, ia mengalami sebuah masalah yang sempat mencoreng namanya di dunia hiburan Tanah Air. Apa saja rahasia Cut Tary dalam menjaga kecantikan kulitnya?

Dan bagaimana ia mendapatkan kekuatan untuk bangkit dan kembali menghadapi publik pasca masalah yang digelutinya beberapa waktu lalu? Simak bincang-bincang HELLO! Indonesia dengan Cut Tary berikut ini...

Di antara kesibukan Anda, bagaimana sih merawat kecantikan kulit terutama wajah?
"Yang penting, perawatan dasarnya dulu. Saya rajin membersihkan muka dengan susu pembersih dan sabun wajah. Saya juga memakai krim pagi dan malam dari dokter. Itu cukup untuk menjaga vitalitas kulit saya."

Pernah mengalami masalah kulit?
"Ya, biasanya jerawat kalau mau dekat-dekat haid. Saya sebenarnya bukan orang yang terlalu merawat diri. Jadi kalau di kulit mulai muncul beruntusan, saya biasanya langsung pergi ke dokter kulit.

"Yang penting, jangan pernah memencet jerawat karena bekasnya bisa lama hilang. Nah, kalau lemak jerawat sudah keluar dengan sendirinya, langsung saja kompres dengan es."

Ada perawatan yang lebih spesial?
"Kadang-kadang sebulan sekali saya melakukan facial gold di sebuah klinik kecantikan. Fungsinya untuk peremajaan kulit dan membuatnya lebih lembut."

Untuk perawatan rambut, perawatan apa yang rutin Anda lakukan?
"Biasanya saya cat atau highlight rambut. Kalau creambath saya tidak terlalu suka selain massage-nya, karena kebetulan saya suka pijat. Jenis rambut saya lemas, jadi kalau keseringan creambath takutnya tambah jatuh. Dulu saya sempat pakai hair extension, tapi sekarang tidak lagi."

Bagaimana cara Anda menjaga tatanan rambut selalu terlihat sempurna?
"Saya blow dan catok rambut setiap hari. Untungnya rambut saya tahan banting, soalnya saya tidak pakai serum dulu sebelum dicatok."

Bagaimana dengan perawatan badan?
"Saya biasa menggunakan body scrub olive untuk kulit, dan setelahnya saya rutin mengoleskan body lotion dan sunblock."

Anda suka sekali merawat diri?
"Ya, bahkan saya sudah melakukan perawatan manikur-pedikur sejak umur 20 tahun. Tidak itu saja, saya biasa merawat tubuh dari atas sampai bawah sejak umur segitu. Bahkan dulu saya pernah punya salon di daerah Wijaya bersama beberapa teman. Tapi sayang, cuma berjalan sampai tiga tahun."

Bagaimana cara menjaga mood Anda?
"Bercanda dan ketawa-ketiwi bersama teman-teman dekat. Itu yang biasa membangun mood saya. Buat saya, kecantikan harus berasal dari dalam. Saya biasa membuat diri saya bahagia dan selalu merasa in love dengan anak, keluarga maupun teman-teman saya."

Apakah olahraga juga merupakan terapi mood untuk Anda?
"Olahraga saya sekarang ya tertawa hahaha... Dulu waktu umur belasan, saya rajin nge-gym dan mengatur pola makan, dan tidak suka makan makanan manis. Tanpa sengaja, pola makan itu jadi teratur sampai sekarang. Habis melahirkan, saya diet gula, tapi kalau sekarang sudah tidak."

Untuk makeup, Anda biasa makeup sendiri atau harus dengan tangan ahli?
"Saya biasa makeup sendiri kecuali ke acara formal, saya biasa panggil makeup artist."

Apa pelajaran tentang makeup yang paling berguna?
"Tentang bagaimana membuat mata lebih stand out. Dari mereka, saya juga belajar bagaimana memasang bulu mata palsu. Sekarang saya sudah pintar memasang bulu mata sendiri di mobil."

Kapan Anda merasa paling cantik?
"Saat beberapa jam setelah makeup, dan terasa lebih menempel alami di wajah."

Beberapa waktu lalu, Anda sempat terjerat masalah yang cukup berat. Bagaimana Anda bisa bangkit dari masalah itu, dan kembali menghadapi publik kini?
"Semua itu butuh waktu dan proses. Saat masih satu-dua bulan setelah masalah, masih tidak kuat. Tapi waktu membuktikan bahwa ini adalah sebuah proses. Setidaknya, masalah yang kemarin itu menyadarkan saya bahwa setiap langkah ada risikonya.

"Dan saya harus bertanggung jawab, mau menerima risikonya atau tidak. Oke, saya pernah melakukan suatu kesalahan yang sangat besar. Tapi kalau saya terus mengingat hal itu dan terkukung dalam kesedihan, tidak akan pernah ada habisnya.

"Yang jelas, masalah tersebut membuat saya lebih pintar dan bijaksana. Pintar dalam hal apa? Itu untuk diri saya sendiri.

Adakah yang berubah pada diri Anda setelah Anda melewati masa itu?
"Kalau ada yang cerita kepada saya tentang masalahnya, mungkin saya bisa memberi saran. Tapi, saya lebih senang berbagi cerita dengan orang-orang yang memiliki kehidupan yang luas, dan saya lebih menghargai mereka.

"Dalam arti, orang-orang yang bukan hanya mendapatkan popularitas, tapi juga pernah diperlakukan tidak enak. Apa sih buah dari semua itu? Ya, kehidupan. Kalau tidak mau merasakan jatuh-bangun kehidupan, hidup kita belum komplet.

"Jangan pernah mau diikat oleh masa lalu. Hanya karena kita melakukan kesalahan, orang mengharapkan kita menjadi lebih baik, lalu kita harus berpura-pura baik? Natural saja.

"Saya tidak bisa memaksakan bagaimana orang menilai saya. Syukuri saja semua itu sudah berlalu. Toh, masih ada napas. Kesalahan itu kadang membuat kita kaya dalam kehidupan."

Apakah Anda muak dihakimi?
"Awalnya bukan muak, tetapi sedih. Apa yang saya rasakan dan saya miliki, kalian tidak punya. Ini untuk memotivasi diri. Saya merasa sakit, sedih, marah, tapi setelah itu, saya memiliki satu paket yang tidak dimiliki orang lain. Kalau orang menghina saya, itu karena mereka tidak memiliki apa yang saya punya.

"Poin dari semuanya, jangan sampai ketika kita meninggal dan melihat jenazah kita, kita merasa kehidupan yang kemarin itu ?mati?. Jangat takut berbuat salah. Bukan menganjurkan, tapi di setiap kesalahan pasti ada hikmahnya. Jadi diri sendiri saja.

"Klise, tapi memang begitu adanya. Saya pernah merasa ikut tenggelam dalam masalah, tapi akhirnya jadi tekanan batin. Jadi lebih baik, apa adanya saja. Kita berbuat baik, jarang jadi omongan.

"Tapi kita berbuat yang tidak enak sedikit saja, pasti jadi omongan. Orang lain pasti membicarakan hal-hal yang tidak enak. Tapi, kita tidak perlu sakit hati."


Follow On Twitter